Langsung ke konten utama

[CUITAN] -- Macam Jenis Acara Ragam


Cuitan :
          Macam Jenis Acara Ragam



I wanna dance into the moment
Kiss ya like ya never been kissed before me
I would go anywhere you wanna go
With your hand in my hand

Cody Fry – Go.

            Tulisan ini dibuat malam hari menjelang tidur, padahal sudah lama dipikirkan namun rasa malas menghambat saya untuk segera meng-eksekusi-nya. Ditemani Cody Fry beserta seluruh lagunya di album Flying yang sangat memabukkan itu. Tapi poin pembahasan di sini bukanlah Cody Fry ataupun lagu-lagunya, mari kita membahas hiburan lainnya.

            Sudah sejak lama Korea Selatan menyihir mata dan telinga dunia dengan sisi hiburan mereka, mulai dari musik hingga makanan mereka mendapatkan hati tersendiri bagi penikmatnya. Jika kita membahas hiburannya sudah pasti termasuk membahas para idol masa kini yang sudah menjamur saking banyaknya, tetapi kali ini saja mari kita membahas sisi hiburan lainnya. Program televisi Korea Selatan terkhusus acara ragam atau variety show milik mereka tidak hanya tersusun rapi, tapi juga memiliki sisi edukatif  yang menghibur. Bagaimana jika kita membandingkannya dengan sejumlah program variety show yang ada di Indonesia? Sudah jelas memang berbeda, tetapi apa salahnya membahas suatu perbedaan? Beberapa program yang akan Saya bahas di sini adalah hanya yang saya pernah tonton dan sukai saja untuk dibahas.

Markimul – Mari Kita Mulai.

            Di Korea, hampir seluruh program acara mereka terkhusus variety show mengandalkan ekspresi para tokoh dengan menggunakan banyak kamera di segala sisi saat program tersebut tengah berlangsung, beda halnya dengan program di Indonesia yang paling tidak hanya mengandalkan 3 kamera jika sedang melakukan syuting secara indoor, lain lagi jika syuting dilakukan secara outdoor. Sebagai contoh sebut saja program Knowing Brother (JTBC), program yang digawangi oleh Kang Hodong cs tersebut memiliki rating yang lumayan tinggi untuk sekelas TV kabel dalam setiap penayangannya. Mengusung konsep seolah sedang berada di dalam satu ruang kelas dan siap menghadapi para bintang tamu yang berperan sebagai anak baru. Alih-alih variety show acara ini lebih mengarah ke variety talk show, karena selain harus berbincang dengan menebak pertanyaan para bintang tamu, juga melakukan ragam permainan di sesi kedua program tersebut.

            Di Indonesia program yang hampir memiliki konsep serupa dengan Knowing Brother adalah Ini Talk Show (NET), program yang digawangi Andre dan Sule cs ini mengusung konsep rumahan dengan Sule sebagai tuan rumah dan juga ada H. Bolot sebagai Pak RT dan masih banyak lagi. Sule sebagai tuan rumah sudah jelas menjamu tamunya dengan berbincang dan diselingi dengan sesi permainan yang kadang Ia bawakan sendiri atau malah dibawakan oleh Saswi sebagai Paman Sule. Jika Knowing Brother memakai sistem syuting atau taping program, maka lain hal lagi dengan Ini Talk Show.


Bintang Tamu at Ini Talk Show
Program Ini Talk Show memungkinkan untuk memakai sistem taping atau live program dengan tetap memakai penonton guna meramaikan suasana, tetapi tidak dengan Knowing Brother. Program Knowing Brother memakai sistem taping program dikarenakan penggunaan kamera di segala sisi yang mengharuskan mereka untuk melewati sesi editing, hal tersebut juga dilakukan untuk memperoleh footage yang mungkin terasa lucu atau konyol dari sisi lain. Serta karena tidak menggunakan penonton, maka suara rekaman orang tertawa kadang terdengar saat adegan lucu terjadi. Hal serupa juga berlaku bagi program dengan konsep yang hampir sama, sebut saja Idol Room (JTBC), Weekly Idol (MBC) dan Radio Star (MBC). Dalam hal ini maka wajar saja jika peran editor sangat penting di samping penulis dan juga produser program. Peran editor harus memiliki mata yang jeli dan kuat karena tidak hanya melihat footage dari satu kamera saja, tetapi ada banyak. Wajar saja jika dalam suatu produksi untuk peran editor saja harus bergantian.


Yunho & Changmin (TVXQ) at Knowing Brother
Jika Knowing Brother dan Ini Talk Show sama-sama mengusung konsep indoor, maka selanjutnya kita bisa membahas variety show lainnya yang mengusung konsep travelling di mana kebanyakan syuting dilakukan secara outdoor.  Ada banyak sekali program variety show Korea yang mengusung konsep travelling, contohnya Law of The Jungle (SBS), Youth Over Flower (tvN) dan tentu saja yang tidak pernah ketinggalan New Journey to The West (tvN). Mari kita membahas New Journey to The West, program yang digawangi Kang Hodong, Lee Soo Geun, Kyuhyun (SJ), Mino (Winner), P.O (Block B), Eun Ji Won (Sech Kies) dan Ahn Jae Hyun (absen untuk musim ke-7), tersebut sukses setelah mengudara selama 7 musim. NJTTW adalah salah satu program sukses yang di sutradarai oleh Na Young Seok, ada banyak karya sukses berkat tangan dinginnya, sebut saja Kang Kitchen, Three Meals a Day, Coffe Friend, Youth Over Flower, dan masih banyak lagi.

Poster New Journey To The West (Musim ke-4)


NJTTW sendiri mengusung konsep travelling dengan masing-masing anggota diberi tantangan guna mendapatkan 7 telur naga, yang nantinya bisa digunakan untuk mewujudkan keinginan masing-masing anggota. Namun tantangan yang diberikan tidak selalu mudah, dan terkadang sulit untuk dilakukan. Tidak hanya itu saja, masing-masing member juga harus berebut menjadi juara untuk mendapatkan jenis kostum yang paling mudah. Kostum yang mereka dapatkan nantinya harus selalu mereka gunakan jika misi tengah berlangsung. Perjalanan yang berlangsung diselingi tawa dan persaingan antar member, selain itu program NJTTW juga mencoba menggali ingatan kita akan pelajaran sederhana semasa sekolah yang mungkin sudah kita lupakan, seperti mengingat nama tokoh berpengaruh hingga berhitung.

Di Indonesia sendiri program acara ragam yang mengusung konsep travelling ada banyak sekali. Sebut saja My Trip My Adventure (Trans TV), Si Bolang (Trans 7), Koper & Ransel (Trans TV) yang dulu sempat hits di tahun 2012-an , Mission X (Trans TV) yang juga sempat heboh karena dikira meniru program hits Running Man (SBS) dan terakhir bisa kita masukkan Weekend List (NET). Untuk Weekend List mungkin bisa disebut sebagai program yang mengusung konsep magazine tv karena lebih mengedepankan ragam informasi yang umumnya berhubungan dengan rekomendasi tempat liburan dan juga tempat makan. My Trip My Adventure (MTMA) adalah tayangan yang sangat bagus jika saja Hamish Daud Wylie dan Vicky Nitinegoro bertahan sebagai pemandu program. Acara tersebut selanjutnya malah menjadi documentary drama show dan bahkan sudah dijadikan film!

Setuju memang jika dulu sekali Trans Corp. mampu mencetak berbagai program yang kreatif akan informasi, contohnya Koper & Ransel. Acara yang dulu sempat dipandu oleh Andrea Lee, Mario Lawalata dan Joe Richard, sebelum akhirnya diganti oleh Chika Jessica dan Steven Kotas. Konsepnya lebih ke documentary sama seperti MTMA, membahas tentang 2 orang yang tengah liburan namun memiliki gaya yang berbeda. Koper adalah konsep liburan modern sedangkan Ransel lebih mengarah liburan ala backpacker. Di akhir acara penonton akan disuruh untuk memilih ingin liburan dengan cara yang mana, menarik bukan?

Mission X rasanya lebih pantas untuk dibandingkan dengan acara NJTTW, memang beda konsepnya tapi tidak terlalu jauh bedanya. Program yang digawangi oleh Aming, Senyorita serta personel Bajaj ini cukup heboh pada masanya, karena diduga meniru konsep dari program Running Man yang dibawakan oleh Yoo Jae Seok cs. Namun pihak Trans TV akhirnya memberi konfirmasi bahwa program ini juga dirancang dengan turun tangan dari pihak produksi Running Man sendiri. 


Program Korea lekat sekali dengan image kreatifitasnya sehingga wajar saja banyak yang tertarik. Menggunakan pengisi acara yang tidak hanya terkenal namun juga pintar dalam mengolah hal lucu sehingga lelucon yang terjadi tidak memiliki kesan dibuat-buat. Kebanyakan hal konyol atau lucu yang menghasilkan gelak tawa adalah tingkah laku dan lelucon sehat, karena tidak harus selalu mencela fisik untuk mendapatkan humor.



Melky, Aming dan Senyorita, member tetap Mission X.
Kebanyakan program bahkan film Indonesia masih menggunakan sistem remake atau terinspirasi, bahkan jika ditelisik lebih dalam ada banyak sekali program televisi yang inovatif dan kreatif namun sayang minim peminat sehingga berujung berhenti tayang karena kekurangan biaya produksi. Memang benar kalau tontonan mencerminkan bagaimana ciri pribadi kehidupan seorang penonton. Ada banyak masyarakat Indonesia yang sadar kalau kebanyakan program atau acara ragam TV di Indonesia tidak layak tayang, namun semua orang mendengar tanpa bisa merubah.


Tulisan ini dibuat bukan semata untuk menjatuhkan program televisi di Indonesia, melainkan hanya untuk menjadi pembanding dan penjelas. Alih-alih mempertahankan program tidak layak tayang, lebih baik membuat banyak acara berkualitas karena tidak ada yang salah dengan itu. Aneh saja jika program tidak layak tayang malah mengudara dengan pasokan iklan yang bombastis dan sebaliknya malah program bagus perlahan dituntut untuk tutup produksi. 






~terimakasih~



p.s : maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan




Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Day We Parted

                        Perempuan itu menoleh ke belakang, mendapati seorang lelaki tengah berdiri sambil tersenyum. Perlahan perempuan itu mengangkat sedikit gaunnya yang sesekali terinjak kakinya yang belum mengenakan sepatu. “Cantik banget sih?” “Bisa aja lo.” “Tapi serius deh, ga nyangka gue lo cakep kalo dandan kayak gini,” ucap lelaki itu yang perlahan berjalan mendekati sang perempuan yang masih sibuk berkaca ditemani seorang perias. “Mbak Sara, 30 menit lagi saya jemput mbak-nya ya,” ucap sang perias yang berbalas anggukan kepada perempuan bernama Sara itu. Seolah paham, bahwa 2 orang tersebut sedang butuh privasi untuk sementara waktu.             Hanya ada saling pandang dan senyuman yang canggung antara 2 orang tersebut. Padahal 4 tahun harusnya waktu yang lama untuk bisa berhenti canggung satu sama lain. “Secantik itu ya...

My Old Story

  I wrote this story based on my life story. I wrote it while listening to IU's song "My Old Story."             Hanya ada keheningan, seorang wanita paruh baya memandang ke arah 2 orang putrinya. Tatapannya yang lemah itu, pernah berhasil menakuti masa kecil kedua putrinya. Tetapi kini, bahkan tatapan lemah wanita paruh baya itu tak mampu membuat kedua putrinya untuk kembali memandangnya. “Sakila, ibu mohon tinggal sehari dulu ya disini,” ucap wanita paruh baya itu memandang ke salah 1 putrinya yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya. “Ga bisa bu, besok jam 11 aku udah harus flight ke Jakarta ada meeting sama klien,” jawab sang putri yang masih enggan menatap wajah sang Ibu. “Tiketnya apa ga bisa dijadwal ulang?” tanya sang ibu yang kini mendapat tatapan kesal dari sang putri. “Kila bisa batalin tiketnya bu, tapi kesempatan untuk ketemu klien kali ini ga datang 2 kali bu,” jawab Sakila yang berusaha meredam kekesalannya. “Mbak, lo bisa gak s...

Our Unwritten Seoul, Drama Ter-Healing se-2025

Setiap orang hidup dengan luka dan trauma masing-masing. Orangtua, saudara bahkan diri kita sendiri, terkadang masih menyangkal bahwa hidup berjalan baik-baik saja, padahal bagaimana kita menghadapi dan menjalani kehidupan yang seolah baik-baik saja ini malah menunjukkan, bahwa ada beberapa hal yang harus dan perlu dikomunikasikan. Our Unwritten Seoul adalah project drama kesekian milik Park Bo Young sebagai pemeran utama. Mengisahkan tentang sepasang saudara kembar identik, Yu Mi Rae dan Yu Mi Ji. Selayaknya saudara kandung, mereka memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang. Mi Ji adalah sosok ceria sedangkan Mi Rae memiliki sosok dingin dan dikenal dengan kepintarannya. Drama ini sepenuhnya berfokus dengan kisah Mi Ji selama menggantikan Mi Rae yang bekerja di Seoul. Sayangnya saya malah sangat menyukai dan merasa sangat relate dengan tokoh Mi Rae. Entah karena dia anak sulung atau kehidupannya yang memang terasa sangat nyata bagi saya. Ada masa di mana kita ingin melu...