Langsung ke konten utama

MOVIE REVIEW : THE MOOD OF THAT DAY



The Mood Of That Day : " A One Day Meet True Love"




a movie review by : @fujamana_


Teruntuk para kaum hawa, apa yang akan anda lakukan jika anda duduk bersebelahan dengan seorang pria tampan di sebuah transportasi umum, dan tanpa basa-basi ia menawarkan dirinya untuk ‘meniduri’ anda? Hal yang sangat lumrah jika anda langsung menampar wajah pria itu, dan pindah tempat duduk, setidaknya ia beruntung anda tidak berteriak.

Hal itu yang menjadi benang cerita cinta antara Kim Jae Hyun (Yoo Yeon Sook) dan Bae Soo Jung (Moon Chae Won). Bertemu secara tak sengaja dan mereka juga memiliki tujuan yang sama, yaitu mencari sosok pemain basket terkenal Kang Jin Chul.


Di awal film, penonton disuguhkan oleh lantunan nada lagu ‘Photograph’ milik Ed Sheeran yang sudah di aransemen ulang. Peletakan nada sebagai pengiring awal cerita sangatlah menarik, disitu penonton dapat melihat bahwa seluruh tokoh sudah terhubung sejak awal. Mulai dari adegan tokoh utama pria Jae Hyun melakukan lari pagi hingga akhirnya sang tokoh utama wanita yang berlari melintasi jalanan, sebelum akhirnya sebuah bola basket tak sengaja menubruk kepalanya hingga jatuh tersungkur. 

Jae Hyun adalah mantan atlet basket profesional yang tengah bekerja di sebuah agensi olahraga, dirinya dikisahkan sibuk mengurus salah satu juniornya yakni Kang Jin Chul yang pergi menghilang entah kemana. Sementara Soo Jung merupakan seorang Kepala Tim di sebuah perusahaan kosmetik,  memiliki seorang pacar yang dinilainya hanya untuk memanfaatkannya saja. Sama halnya dengan Jae Hyun, Soo Jung juga memiliki tujuan untuk bisa bertemu dengan Kang Jin Chul, meminta tanda tangannya supaya memenuhi syarat untuk salah satu program kerja kantornya. 

Di balik sosok anggun dan cantiknya, Soo Jung hanyalah wanita biasa yang mencoba tegar. Bayangkan saja, sebelum menaiki kereta dia harus bertemu dengan sahabatnya dulu, dan harus mendengar bahwa cinta pertamanya saat SMA telah melamar sahabatnya sendiri. Belum lagi ketika sahabatnya menyindirnya yang terlalu lama berpacaran. 

Sementara Jae Hyun dikenal sebagai playboy kelas atas, hampir semua wanita berhasil didapatkannya dan berakhir dengan ‘meniduri’nya. Tanpa diketahui oleh Soo Jung, sebenarnya Jae Hyun sudah melihatnya saat akan membeli tiket kereta.


Seolah berjodoh, Jae Hyun ternyata mendapatkan tempat duduk tepat di sebelah Soo Jung.  Awalnya seolah tidak akan terjadi apa-apa, namun siapa sangka Jae Hyun malah berkata kalau ia bersedia ‘tidur’ dengan Soo Jung jika mau. Perempuan lain mungkin akan langsung menamparnya atau mungkin pergi meninggalkannya.

Soo Jung tidak menampar Jae Hyun namun wanita itu hanya diam dan beberapa kali pindah tempat duduk sebelum berakhir kembali ke tempatnya semula. Ketika mengetahui bahwa Jae Hyun adalah petinggi di agensi Kang Jin Chul dan juga tengah mencari orang yang sama, maka dengan suka rela Soo Jung mengikuti Jae Hyun.




Tidak hanya menawarkan adegan romantis, film ini juga menawarkan beberapa adegan lucu yang bisa membuat penonton meringis dan tertawa. Salah satu penyumbang adegan lucu terbanyak ialah pemeran Kang Dong Won sebagai senior Jae Hyun. Nasibnya yang selalu sial berbanding terbalik dengan Jae Hyun. Soo Jung juga beberapa kali melakukan adegan yang dinilai beberapa penonton itu lucu, salah satunya yaitu karena sikapnya yang memiliki gengsi besar. 

Ketika Jae Hyun menawarkan salah satu rumah makan terenak di Busan, dengan tegas Soo Jung menolaknya, tetapi siapa sangka setelah selesai melakukan presentase kerjanya Soo Jung malah mampir di tempat yang ditawarkan Jae Hyun. Tanpa sengaja juga mereka kembali bertemu dengan wajah Soo Jung yang menahan malu.

Perjalanan Jae Hyun dan Soo Jung tetap berlanjut, mereka bersama mengunjungi sebuah kuil yang sebelumnya didatangi oleh Kang Jin Chul, terjebak hujan bersama, hingga akhirnya Soo Jung memutuskan bahwa ia bersedia untuk ‘tidur’ dengan Jae Hyun.



Hal lucu masih berlanjut, bahkan ketika mereka sudah tiba di hotel. Jae Hyun sadar bahwa Soo Jung belum siap sama sekali untuk ‘ditiduri’ olehnya. Entah mengapa hal itu malah membuat Soo Jung marah dan pergi meninggalkannya. Tidak lama, Jae Hyun berhasil mengejar Soo Jung dan memastikan mereka baik-baik saja ketika melihat Jae Hyun yang keluar dengan sandal hotel.

Malam itu, Soo Jung menceritakan semua hal yang membuatnya sakit selama ini. Sahabatnya akan menikah dengan cinta pertamanya, kekasihnya yang hanya memanfaatkannya dan ia yang enggan untuk melepas.  Semua itu dicurahkan oleh Soo Jung pada Jae Hyun di sebuah gedung olahraga basket. 





Esoknya, hal lucu masih berlanjut ketika Soo Jung mendengar banyak orang yang memasuki gedung olahraga, sementara Jae Hyun sedang mandi. Benar saja, segerombolan Ibu- Ibu langsung memasuki kamar ganti tempat Soo Jung dan Jae Hyun berada. Di tengah keramaian yang tengah terjadi, Jae Hyun menerobos kerumunan Ibu-Ibu yang histeris karenanya diikuti oleh Soo Jung di belakang.

Setelah itu yang terjadi adalah sebuah keheningan, entah canggung atau bingung Jae Hyun dan Soo Jung sama-sama diam dan saling mengucapkan selamat tinggal. Begitu juga dengan keesokan harinya, mereka berdua seolah ingin menegaskan bahwa mereka tidak rindu satu sama lain, karena itu tidak benar. 




Di samping itu,beragam hal baru mewarnai hidup Jae Hyun dan Soo Jung. Jae Hyun memutuskan untuk keluar dari agensi dan melepas harapan untuk mengirim Kang Jin Chul menjadi bintang NBA, sedangkan Soo Jung memilih bangkit setelah sebelumnya kekasihnya memutuskan hubungan begitu saja.






Sadar jika ia memiliki alasan yang pas untuk bisa bertemu kembali dengan Soo Jung, maka dengan niat yang utuh Jae Hyun mendatangi kantornya. Kedatangannya adalah untuk memberi sebuah amplop besar berisikan tanda tangan Kang Jin Chul, hal yang selama ini diinginkan oleh Soo Jung. Walau akhirnya tahu bahwa Soo Jung sedang tidak di kantor dan menyusulnya menuju salah satu kafe.

Tanpa Soo Jung ketahui, selain ada dua sahabatnya di kafe tempat ia berada juga terdapat Jae Hyun di dalamnya. Diam-diam Jae Hyun memperhatikan dan mendengar percakapan Soo Jung dengan temannya. Saat itu juga Jae Hyun tahu bahwa Soo Jung hanya menganggapnya sebagai ‘Teman Satu Malam’ saja, tidak lebih.

Dari adegan ini penonton bisa merasakan bagaimana perasaan Jae Hyun sesungguhnya hanya dari melihat ekspresinya saat mendengar bahwa Soo Jung menganggapnya hanya sebagai ‘Teman Satu Malam’.



Film ini mendapat rating IMDB sebanyak 7.5, skor yang cukup tinggi untuk jenis film bergenre romantic comedy. Bagi saya film ini tidak begitu mengecewakan, walaupun saya bisa menebak ending film ini sendiri seperti apa nantinya, happy ending tentu saja. Tapi yang saya suka adalah sutradara-nya mampu mengemas se-apik mungkin adegan ending dari film. Tak hanya itu, konflik yang disuguhkan juga menarik sehingga membuat beberapa penonton bahkan berkomentar film ini layak dilanjutkan di layar drama.

Saya sendiri sangat setuju dengan sutradara yang menggunakan ‘Photograph’ milik Ed Sheeran untuk menjadi lagu pengiring film ini. Alunan gitar dan lirik yang seolah menggambarkan betapa manis dan lucunya pertemuan antara Jae Hyun dan Soo Jung.

Cukup terlambat memang untuk me-review film yang sudah rilis sejak awal tahun 2016, tetapi tidak terlambat bagi anda untuk menonton kembali adegan per adegan yang disajikan. Setidaknya film ini memberitahu para penonton bahwa pertemuan pertama tidak selalu buruk. 



pict from another source in Google



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Day We Parted

                        Perempuan itu menoleh ke belakang, mendapati seorang lelaki tengah berdiri sambil tersenyum. Perlahan perempuan itu mengangkat sedikit gaunnya yang sesekali terinjak kakinya yang belum mengenakan sepatu. “Cantik banget sih?” “Bisa aja lo.” “Tapi serius deh, ga nyangka gue lo cakep kalo dandan kayak gini,” ucap lelaki itu yang perlahan berjalan mendekati sang perempuan yang masih sibuk berkaca ditemani seorang perias. “Mbak Sara, 30 menit lagi saya jemput mbak-nya ya,” ucap sang perias yang berbalas anggukan kepada perempuan bernama Sara itu. Seolah paham, bahwa 2 orang tersebut sedang butuh privasi untuk sementara waktu.             Hanya ada saling pandang dan senyuman yang canggung antara 2 orang tersebut. Padahal 4 tahun harusnya waktu yang lama untuk bisa berhenti canggung satu sama lain. “Secantik itu ya...

My Old Story

  I wrote this story based on my life story. I wrote it while listening to IU's song "My Old Story."             Hanya ada keheningan, seorang wanita paruh baya memandang ke arah 2 orang putrinya. Tatapannya yang lemah itu, pernah berhasil menakuti masa kecil kedua putrinya. Tetapi kini, bahkan tatapan lemah wanita paruh baya itu tak mampu membuat kedua putrinya untuk kembali memandangnya. “Sakila, ibu mohon tinggal sehari dulu ya disini,” ucap wanita paruh baya itu memandang ke salah 1 putrinya yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya. “Ga bisa bu, besok jam 11 aku udah harus flight ke Jakarta ada meeting sama klien,” jawab sang putri yang masih enggan menatap wajah sang Ibu. “Tiketnya apa ga bisa dijadwal ulang?” tanya sang ibu yang kini mendapat tatapan kesal dari sang putri. “Kila bisa batalin tiketnya bu, tapi kesempatan untuk ketemu klien kali ini ga datang 2 kali bu,” jawab Sakila yang berusaha meredam kekesalannya. “Mbak, lo bisa gak s...

Our Unwritten Seoul, Drama Ter-Healing se-2025

Setiap orang hidup dengan luka dan trauma masing-masing. Orangtua, saudara bahkan diri kita sendiri, terkadang masih menyangkal bahwa hidup berjalan baik-baik saja, padahal bagaimana kita menghadapi dan menjalani kehidupan yang seolah baik-baik saja ini malah menunjukkan, bahwa ada beberapa hal yang harus dan perlu dikomunikasikan. Our Unwritten Seoul adalah project drama kesekian milik Park Bo Young sebagai pemeran utama. Mengisahkan tentang sepasang saudara kembar identik, Yu Mi Rae dan Yu Mi Ji. Selayaknya saudara kandung, mereka memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang. Mi Ji adalah sosok ceria sedangkan Mi Rae memiliki sosok dingin dan dikenal dengan kepintarannya. Drama ini sepenuhnya berfokus dengan kisah Mi Ji selama menggantikan Mi Rae yang bekerja di Seoul. Sayangnya saya malah sangat menyukai dan merasa sangat relate dengan tokoh Mi Rae. Entah karena dia anak sulung atau kehidupannya yang memang terasa sangat nyata bagi saya. Ada masa di mana kita ingin melu...