Langsung ke konten utama

Movie Review : ‘Hampir Mati Demi Mesin Cuci’ in Target : “Don’t Buy The Seller”




            Beberapa waktu yang lalu, ada berita menghebohkan tentang seorang wanita yang melakukan terror berupa order fiktif ke mantan pacarnya. Hal tersebut dipicu karena sakit hati tidak terima hubungan mereka diputuskan secara sepihak begitu saja. Langsung saja total ratusan order fiktif dikirim ke alamat rumah sang mantan.

Kurang lebih seperti ini gambaran film yang baru-baru ini saya tonton. Film berjudul Target : Don’t Buy The Seller ini dibintangi oleh Shin Hye Sun & Kim Sung Kyun. Bercerita tentang Joo Soo Hyun (Shin Hye Sun) yang membeli mesin cuci bekas melalui situs online, namun barang yang dibeli sama sekali tidak berfungsi alias rusak. Sama seperti konsumen pada umumnya, Soo Hyun langsung menghubungi pihak seller dengan niat protes dan berharap uang kembali. Namun naas baginya, seller langsung menonaktifkan akun dan hilang begitu saja.

Apakah Soo Hyun patah semangat? Tentu saja tidak. Di sela-sela kesibukannya, Soohyun mencari aktivitas sang seller melalui dunia maya. Soo Hyun berhasil menemukan akun yang memiliki cara jual yang sama dengan akun tempat ia membeli mesin cuci bekasnya. Langsung saja Soo Hyun memberikan review jujur yang lebih mengarah ke bad review. Dari sinilah semua masalah perlahan dimulai.

Dimulai dari panggilan telepon, hingga ada akun yang menjual barang bekas atas namanya. Tak hanya itu saja, berbagai macam terror lainnya seperti order fiktif makanan hingga rumahnya disusupi oleh orang, semua itu menghantui hidup Soo Hyun pasca meninggalkan review bahkan melawan sang seller yang ternyata penipu.

Sudah melapor ke polisi tapi tetap saja terror masih berlanjut. Siapa yang tidak stress dan panik jika sudah berada di posisi Soo Hyun? Membayangkannya saja tidak sanggup.

Film ini tergolong film dengan premis dan plot yang umum, namun tetap berhasil membuat penonton tegang di beberapa scene, sehingga rasanya tidak sabar untuk mempercepat ke scene berikutnya. Sutradara Park Hee Gon juga membuat saya menduga-duga waktu menonton, tentang kemungkinan siapa pelaku di balik terror menyeramkan ini.

Setelah menonton film ini, ternyata bohong dikit ke orang lain di jalan tentang diri kita itu siapa ya ada baiknya. Di era sekarang, kalau bukan siapa-siapa, data diri kita itu berharga banget. Sama kayak Soo Hyun di film ini, bahkan penipu tahu dimana dia sekolah dan udah pernah dapet penghargaan apa selama hidupnya. So guys, don’t u ever try to mention any true things about your self to some one or on social media. Thankyou, xoxo.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

MOVIE REVIEW - JOHN WICK : CHAPTER 4

                                            JOHN WICK : CHAPTER 4 “Aksi Laga Indah, Persembahan Terakhir (?) Jonathan Wick”               Rasanya penantian saya menanti John Wick : Chapter 4 ini sangat terbayar tuntas. Selama 2 jam 49 menit, saya disuguhi aksi laga menakjubkan dengan latar belakang sinematografi yang sangat indah. Seperti melihat parade atau pameran sinematografi, sehingga sangat disarankan untuk ditonton langsung di layar bioskop untuk hasil yang memuaskan.             Jika saja John Wick ini adalah sebuah teks soal ujian, maka pertanyaan yang muncul adalah ‘Berapa sisa nyawa John Wick?’             Sudah lama menunggu sampai ditunda masa penayangan, Saya sama sekali tidak menonton trailer John Wick : Chapter 4. Demi tidak menaikkan atau menurunkan ekspetasi saya saat menontonnya nanti. Ternyata hasilnya ‘wow’ ‘wow’ ‘wow’ sepanjang film. Saya terpukau sepanjang film dengan aksi laga, cerita hingga ke akting para pemainnya.             Saya tahu bahwa Donni

Movie Review : [Exhuma : Menggali Dendam Kelam Sejarah Negara ]

Pertama-tama setelah menonton Exhuma, yang ingin saya ucapkan adalah Kim Goeun di layar bioskop lebih cakep daripada di layar ponsel. Kayak bingung aja gitu mau kagum sama visual atau akting dia yang sama-sama gong banget itu. Baiklah, review ini akan saya mulai dengan bismillah. Exhuma bukan sekedar film horror yang menjual jumpscare ala-ala gitu, tetap ada sisi mengejutkan yang yah cukup bisa membuat duduk para penonton menjadi gelisah. Jujur, waktu nonton ini ada perasaan gelisah yang lebih ke greget untuk fast forward ke scene berikutnya. Jika dibandingkan dengan The Wailing (2016), Exhuma masih jauh lebih mudah untuk dimengerti jalan ceritanya. Siapa yang pernah kepikiran untuk jadiin film horror berbasis sejarah Negara? Untuk mengerti alur cerita film ini, setidaknya kita harus paham dulu mengenai sejarah kelam Korea dengan Jepang.   Dari awal film dimulai, semua scene masih terasa biasa saja, tidak banyak jumpscare namun setiap scene-nya berhasil menyampaikan bahwa ‘ini lo

Hati-Hati di Jalan

             a short story inspired by Tulus' song.                  Perempuan itu masuk ke dalam mobil sambil menepuk pelan lengannya yang sempat terkena air hujan. Di sebelahnya seorang laki-laki sudah mengulurkan handuk kecil untuknya. “Ga usah, cuma kena dikit doang,” ucap si perempuan. “Gak ketebak banget bakal hujan gini,” lanjutnya. “Biasanya kan lo si sedia payung sebelum hujan,” balas si lelaki sambil melempar handuk kecil itu lagi ke kursi belakang. “Makanya itu, gak ketebak banget cuacanya.” “Sama kayak lo,” lelaki itu langsung mendapat cibiran dari si perempuan di sebelahnya.             Perempuan itu melihat ke arah luar jendela mobil dan menghela nafas lega, karena ia tidak terkena guyuran hujan yang kala itu memang deras sekali. Ia merogoh tasnya dan langsung mengangkat panggilan ponselnya yang berdering. “Halo? Iya, gapapa aku udah di jalan juga ... iya gapapa sayang ... aku?” perempuan itu melirik ke arah lelaki di sebelahnya yang fokus menyetir. “Aku