Langsung ke konten utama

Movie Review : [Exhuma : Menggali Dendam Kelam Sejarah Negara ]


Pertama-tama setelah menonton Exhuma, yang ingin saya ucapkan adalah Kim Goeun di layar bioskop lebih cakep daripada di layar ponsel. Kayak bingung aja gitu mau kagum sama visual atau akting dia yang sama-sama gong banget itu. Baiklah, review ini akan saya mulai dengan bismillah.

Exhuma bukan sekedar film horror yang menjual jumpscare ala-ala gitu, tetap ada sisi mengejutkan yang yah cukup bisa membuat duduk para penonton menjadi gelisah. Jujur, waktu nonton ini ada perasaan gelisah yang lebih ke greget untuk fast forward ke scene berikutnya. Jika dibandingkan dengan The Wailing (2016), Exhuma masih jauh lebih mudah untuk dimengerti jalan ceritanya. Siapa yang pernah kepikiran untuk jadiin film horror berbasis sejarah Negara? Untuk mengerti alur cerita film ini, setidaknya kita harus paham dulu mengenai sejarah kelam Korea dengan Jepang.  

Dari awal film dimulai, semua scene masih terasa biasa saja, tidak banyak jumpscare namun setiap scene-nya berhasil menyampaikan bahwa ‘ini loh keluargaku diganggu setan’. Cerita dimulai dengan keluhan salah satu keluarga kaya raya asal Korea yang mengaku kalau keluarganya diteror oleh keberadaan roh halus. Harusnya film ini hanya berdurasi 1 jam 20 menit saja, namun siapa sangka kalau salah satu staf krematorium malah membuat film ini jadi berdurasi 2 jam lebih.

Teror sang keluarga kaya raya memang pada akhirnya selesai, namun siapa sangka kalau ini malah membuka babak baru dari terror yang lebih mengerikan. Istilah kerennya, kalau rame lanjut part 2.

Ada salah satu scene yang waktu saya nonton itu kayak apa ya? If I were on that moment, I can’t do anything, kayak pingsan aja ga sanggup, feels like ‘ok, just kill me!’ Ini adalah scene dimana Hwarim lihat sang hantu Jenderal Jepang yang gentayangan. Kayak apa ya, siapa yang ga kaget tiba-tiba digelindingi kepala manusia.

Hantu Jenderal Jepang ini adalah yang paling gong dari semua scene, kayak dia itu defenisi hantu Jepang jaman penjajahan banget. Kejam, bengis dan kekejiannya selama hidup terpampang jelas dengan penggambaran karakternya.

Siapapun yang menonton film ini pasti akan ingat dengan beberapa karakter di film ini. Mungkin di pertengahan film akan ada yang bergumam ‘ih ada tetangga si Jungpal! Sekarang jadi dukun!’ Karena beberapa cast adalah para aktor & aktris yang juga pernah bermain di layar drama, seperti Kim Goeun dan Lee Do Hyun. Bagi para penonton Old Boy (2003) dan I Saw The Devil (2010) mungkin tidak asing dengan Choi Minshik atau Yoo Haejin di Confidential Assigment (2017). Jadi untuk kualitas akting ga perlu diragukan lah.

Sebelum nonton saya juga saranin untuk lihat bener-bener dulu tuh poster Exhuma kenapa dibuat gitu, karena beberapa foto pra-realease itu sebenernya mengandung spoiler yang bikin penonton yang beneran nonton tuh kayak ‘oalah pantesan posternya begini, ternyata ..’

Bagi yang gampang jijik atau mual ya sebagusnya jangan nonton sambil makan, karena ada beberapa gore scene dan jumpscare yang daripada bikin kaget lebih ke ‘aduh lemes jantung adek bang’ gitu.

Filmnya bagus dan sebenernya ga begitu berat untuk dimengerti, tapi jujur yang bilang ini mirip The Wailing, sebenernya nggak juga sih, lebih ke konsepnya yang sama-sama perdukunan.

Soooooo, karena filmnya juga baru rilis 28 Februari kemarin, jadi masih hot from the oven. Highly recommended to be watch with your lovely one.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

MOVIE REVIEW - JOHN WICK : CHAPTER 4

                                            JOHN WICK : CHAPTER 4 “Aksi Laga Indah, Persembahan Terakhir (?) Jonathan Wick”               Rasanya penantian saya menanti John Wick : Chapter 4 ini sangat terbayar tuntas. Selama 2 jam 49 menit, saya disuguhi aksi laga menakjubkan dengan latar belakang sinematografi yang sangat indah. Seperti melihat parade atau pameran sinematografi, sehingga sangat disarankan untuk ditonton langsung di layar bioskop untuk hasil yang memuaskan.             Jika saja John Wick ini adalah sebuah teks soal ujian, maka pertanyaan yang muncul adalah ‘Berapa sisa nyawa John Wick?’             Sudah lama menunggu sampai ditunda masa penayangan, Saya sama sekali tidak menonton trailer John Wick : Chapter 4. Demi tidak menaikkan atau menurunkan ekspetasi saya saat menontonnya nanti. Ternyata hasilnya ‘wow’ ‘wow’ ‘wow’ sepanjang film. Saya terpukau sepanjang film dengan aksi laga, cerita hingga ke akting para pemainnya.             Saya tahu bahwa Donni

Hati-Hati di Jalan

             a short story inspired by Tulus' song.                  Perempuan itu masuk ke dalam mobil sambil menepuk pelan lengannya yang sempat terkena air hujan. Di sebelahnya seorang laki-laki sudah mengulurkan handuk kecil untuknya. “Ga usah, cuma kena dikit doang,” ucap si perempuan. “Gak ketebak banget bakal hujan gini,” lanjutnya. “Biasanya kan lo si sedia payung sebelum hujan,” balas si lelaki sambil melempar handuk kecil itu lagi ke kursi belakang. “Makanya itu, gak ketebak banget cuacanya.” “Sama kayak lo,” lelaki itu langsung mendapat cibiran dari si perempuan di sebelahnya.             Perempuan itu melihat ke arah luar jendela mobil dan menghela nafas lega, karena ia tidak terkena guyuran hujan yang kala itu memang deras sekali. Ia merogoh tasnya dan langsung mengangkat panggilan ponselnya yang berdering. “Halo? Iya, gapapa aku udah di jalan juga ... iya gapapa sayang ... aku?” perempuan itu melirik ke arah lelaki di sebelahnya yang fokus menyetir. “Aku