Langsung ke konten utama

[MOVIE REVIEW] - HOLIDATE : A Beautiful Christmas for Sloane

 

Judul              : Holidate

Tanggal rilis   : 28 Oktober 2020

Pemeran         : Luke Bracey, Emma Roberts, etc.

Sutradara       : John Whitesell

 

“Don’t fuck it up!”

    Adalah sepenggal dialog dari Daisy (Savannah Reina) keponakan Sloane (Emma Roberts) yang jelas sekali ditunjukkan hanya untuk Sloane yang benar-benar mengacaukan semuanya.

  Berawal dari Sloane yang memang sangat benci jika harus merayakan hari perayaan di rumahnya, termasuk merayakan natal. Merayakan suatu perayaan bersama dengan keluarga disaat diri masih menyandang status ‘Jomblo’ adalah mimpi buruk bagi sebagian perempuan, termasuk Sloane.

  Keluarga Sloane yang selalu mendesak untuk segera menemui pasangan dan menjalin hubungan membuatnya frustasi hingga akhirnya bertemu dengan Jackson (Luke Bracey) di sebuah pusat perbelanjaan. Penonton pasti sudah bisa menebak bagaimana film ini akan berakhir.

    Biasanya untuk urusan film dengan genre komedi-romantis, saya masih percaya dengan negara Thailand, tapi Netflix berhasil membungkam saya dengan suguhan terbarunya melalui ‘Holidate’. Dimulai dari Sloane yang harus menghadapi keluarga-nya, hingga 1 tahun menjalani hubungan ‘teman~kencan~saat~liburan’ bersama dengan Jackson selalu diwarnai kelucuan dan kehebohan, baik dari Sloan~Jackson maupun yang lainnya.

    Dialog yang disuguhkan para pemeran Holidate juga bisa dibilang sangat menyindir beberapa hal di dunia nyata, seperti dialog satir saat Ibu Sloane menyindir “Tidak ada laki-laki yang suka perempuan merokok’, hingga “Tidak ada orang yang mau punya mertua yang menyebalkan’.


  Aunt Susan (Kristin Chenoweth) sebagai Bibi Sloane  yang sepanjang film berhasil muncul dengan segala keanehan dan kehebohan, malah nyatanya membuat Sloane sadar, bahwa dia sudah mengacaukan semuanya saat Jackson mengatakan bahwa mereka tidak mungkin untuk tidak memiliki rasa apapun terhadap satu sama lain.

     Puncaknya memang saat perayaan Halloween, Sloane merasa sedih karena mantan pacar yang berhasil membuatnya gagal move-on malah berhasil menghamili kekasih barunya. Alih-alih memberikan obat yang tepat, Abby (Jessica Capshaw) malah memberikan obat pelancar BAB yang menjadikan Sloane dan Jackson memiliki adegan paling lucu saat di dalam lift.




“I was fuck it up,” – Aunt Susan

“Don’t fuck it up,” – Daisy

          


    Yah, Sloane sadar dia memang mengacaukan semuanya. Bahkan adegan Sloane bersama dengan kumpulan choir perayaan Natal di pusat perbelanjaan masih membuat saya tertawa saat menonton kembali. Akhirnya, Sloane menyatakan perasaan sesungguhnya kepada Jackson tepat di 1 tahun perayaan Natal sejak pertama kali mereka bertemu, yang menjadikan itu sebagai perayaan Natal terbaik baginya.  


  Film ini masih tergolong film yang ringan, dengan ide cerita klasik namun masih memiliki pembawaan yang segar. Bukan hal mudah menyajikan film bertema Natal di tengah perayaan Halloween. Kabarnya film ini akan memiliki sekuel, mari kita tunggu.

*10/10 untuk segala aspek di film ini dari saya.

 


What will Holidate 2 be about?

According to Tiffany in her interview with Vanity Fair, the sequel would follow Sloan and Jackson as they spend time together in Australia with his family. She would have to adapt to her brand new home and things obviously don't go as expected.

 

When will the Holidate sequel start filming?

Holidate star Emma Roberts is currently pregnant with her first child so it's likely that they'll wait until after she gives birth to start work on the sequel. Of course, Netflix has yet to give the green light, so until then, fans will have to wait.

 

When will Holidate 2 be released?

Since a Holidate sequel hasn't been announced just yet, there's no word on when it would come out. However, if they are able to start production on the film soon after, then it's likely that it would be released around the end of 2021.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MOVIE REVIEW - JOHN WICK : CHAPTER 4

                                            JOHN WICK : CHAPTER 4 “Aksi Laga Indah, Persembahan Terakhir (?) Jonathan Wick”               Rasanya penantian saya menanti John Wick : Chapter 4 ini sangat terbayar tuntas. Selama 2 jam 49 menit, saya disuguhi aksi laga menakjubkan dengan latar belakang sinematografi yang sangat indah. Seperti melihat parade atau pameran sinematografi, sehingga sangat disarankan untuk ditonton langsung di layar bioskop untuk hasil yang memuaskan.             Jika saja John Wick ini adalah sebuah teks soal ujian, maka pertanyaan yang muncul adalah ‘Berapa sisa nyawa John Wick?’             Sudah lama menunggu sampai ditunda masa penayangan, Saya sama sekali tidak menonton trailer John Wick : Chapter 4. Demi tidak menaikkan atau menurunkan ekspetasi saya saat menontonnya nanti. Ternyata hasilnya ‘wow’ ‘wow’ ‘wow’ sepanjang film. Saya terpukau sepanjang film dengan aksi laga, cerita hingga ke akting para pemainnya.             Saya tahu bahwa Donni

Movie Review : [Exhuma : Menggali Dendam Kelam Sejarah Negara ]

Pertama-tama setelah menonton Exhuma, yang ingin saya ucapkan adalah Kim Goeun di layar bioskop lebih cakep daripada di layar ponsel. Kayak bingung aja gitu mau kagum sama visual atau akting dia yang sama-sama gong banget itu. Baiklah, review ini akan saya mulai dengan bismillah. Exhuma bukan sekedar film horror yang menjual jumpscare ala-ala gitu, tetap ada sisi mengejutkan yang yah cukup bisa membuat duduk para penonton menjadi gelisah. Jujur, waktu nonton ini ada perasaan gelisah yang lebih ke greget untuk fast forward ke scene berikutnya. Jika dibandingkan dengan The Wailing (2016), Exhuma masih jauh lebih mudah untuk dimengerti jalan ceritanya. Siapa yang pernah kepikiran untuk jadiin film horror berbasis sejarah Negara? Untuk mengerti alur cerita film ini, setidaknya kita harus paham dulu mengenai sejarah kelam Korea dengan Jepang.   Dari awal film dimulai, semua scene masih terasa biasa saja, tidak banyak jumpscare namun setiap scene-nya berhasil menyampaikan bahwa ‘ini lo

Hati-Hati di Jalan

             a short story inspired by Tulus' song.                  Perempuan itu masuk ke dalam mobil sambil menepuk pelan lengannya yang sempat terkena air hujan. Di sebelahnya seorang laki-laki sudah mengulurkan handuk kecil untuknya. “Ga usah, cuma kena dikit doang,” ucap si perempuan. “Gak ketebak banget bakal hujan gini,” lanjutnya. “Biasanya kan lo si sedia payung sebelum hujan,” balas si lelaki sambil melempar handuk kecil itu lagi ke kursi belakang. “Makanya itu, gak ketebak banget cuacanya.” “Sama kayak lo,” lelaki itu langsung mendapat cibiran dari si perempuan di sebelahnya.             Perempuan itu melihat ke arah luar jendela mobil dan menghela nafas lega, karena ia tidak terkena guyuran hujan yang kala itu memang deras sekali. Ia merogoh tasnya dan langsung mengangkat panggilan ponselnya yang berdering. “Halo? Iya, gapapa aku udah di jalan juga ... iya gapapa sayang ... aku?” perempuan itu melirik ke arah lelaki di sebelahnya yang fokus menyetir. “Aku