Langsung ke konten utama

Ini Loh Yang Buat Baper Sebenernya ...

Tontowi/Liliyana at WBC 2013

Kalau ditanya berapa total lawan jenis yang gue suka dan berharap deket sama gue, jawabannya ada banyak. Bisa dihitung jari orang-orang yang bener-bener gue suka, bukan sekedar suka aja ya. Tapi bukan masalah siapa orang yang sial karena gue suka, tapi ini mengenai apa yang gue suka sejak lama dan bahkan menjadi cinta pertama gue.

Jeng... jeng!!!

Badminton. Olahraga tepok bulu angsa itu yang berhasil membuat gue jatuh cinta sejak 8 tahun yang lalu. Sebenernya gue tahu badminton atau bulutangkis udah lama ya, bahkan sejak masih SD tahun 2006. Cuma sekedar tahu aja. Puncaknya, ialah pas tahun 2008 dan itu bertepatan dengan Thomas Uber Cup yang kebetulan juga Jakarta adalah tuan rumahnya.


Tim Thomas 2008 yang puas jadi juara 3

Tim Uber 2008 yang berhasil masuk final walau jadi Runner Up TT

TUC yang waktu itu tayang di Trans TV dan Trans7, menjadi tontonan gue selama kurang lebih seminggu-an. Emak gue bahkan heran, gue yang biasanya blingsetan kayak ulet kuket bisa diem terpaku fokus sama orang yang sibuk nepokin bulu angsa.
Ada saat dimana gue janji akan penuhi memori kamera gue
 nantinya dengan foto atlet tercentah. Aamiin. 

Bahkan Emak gue juga gak marah kalau gue jejeritan nahan kesel karena kebawa atmosfer penonton di Istora. Oh! Oh! Betapa sejak lama gue membayangkan gimana sih rasanya gabung sama penonton Istora yang heboh abis itu.


Oh! I wish I was there! Maybe next time :)))
Sejak 2008 gue mulai update soal badminton, bahkan nih ya, gue rela panas-panas keluar cuma untuk beli koran, siapa tahu ada berita tentang badminton. Emak gue yang paham, dia setiap pulang kerja selalu bawa koran baru yang ada di kantornya, setiap ada berita tentang atlet badminton aja sih ya.
Kadang kalau iseng ya gue guntingin terus gue koleksi, walau akhirnya malah dibuang Emak gue. !TT!
Sempat ada bayangan untuk jadi atlet badminton. Gue pengen banget masuk klub, ikut seleksi beasiswa PB Djarum, cuma sayang, Emak gue malah nyuruh gue masuk klub renang. Supaya tinggi katanya, helloh Mak, anakmu ini kurang tinggi apa lagi siiih?!

Latihan renang gue pun terhenti saat gue menginjak kelas 3 SMP. Tapi teteup ya, badminton masih di hati gak lekang oleh waktu. Kalaupun ada olahraga yang gue suka selain badminton, ya basket. Itu pun belum mampu menyaingi badminton di hati gue.
Karena udah yakin, impian menjadi atlet badminton udah punah, akhirnya gue memutuskan untuk mencari alternatif lain supaya gue minimal dekat dengan atlet-atlet terbaik dunia di cabor badminton.

Cuma gue bingung. Apa?

Sampai akhirnya gue buka twitter, stalkingin akun-akun twitter para atlet dan beel (Badminton Lovers), dan ketemulah salah satu akun yaitu @mrsbirama. Gue yang terlahir untuk menjadi kepo, langsung dong stalkerin akun dese. Gila bray, nih orang atlet baru ya? Ah? Tapi kok kayaknya nggak? Lah tapi ini foto bareng Greysia Polii, Liliyana Natsir, deket banget, seolah sama-sama pejuang atlet. Gue kepoin, sampai akhirnya ketemulah siapa mbak-mbak yang gue kira atlet ini.

Namanya, Amelia Widya. Mbak ini rupanya salah satu official team PBSI, lebih ke arah wartawan PBSI lah. Duh, enak banget ya kalo jadi kayak mbak Wid. Segagal-gagalnya gue, cukup gagal jadi atlet badminton aja deh.
Mbak Widya

What a lucky BL that ever i seen

Gue juga baca tulisan-tulisan mbak Wid di blog-nya. Astaga! Sumpah ya, gue kadang ngakak pake banget. Gimana nggak?! Dese (panggilan dia yang sering dipake mbak Wid kalo nulis di blog) kalau nulis berasa stand up gitulah. Mbak-mbak pengagum LYD ini cukup mewakili perasaan gue yang bertahun-tahun jatuh cintrong sama badminton dan segala isinya.

Bahkan gue juga baca tulisan-tulisan dese yang lama banget sebelum jadi official team PBSI. Gimana perasaan dese yang tweet-nya di bales sama Greysia Polii (duh mbak you’re the lucky BL, that ever i know!), liputan pertamanya di Qingdao, ketemu sama makhluk-makhluk terbaik dunia di bidang badminton. Ah!


Cukuplah bikin eke baper bin ngiri pengen cepet tamat kuliah (?)

Gue salah satu orang yang percaya mimpi. Dan gue percaya mimpi gue bakal terwujud, maybe i’m not being a part of PBSI as an athlete, but maybe i can be the journalist and their friend. Maybe, i wish.
Padahal ya, niat gue sebelumnya itu, gue pengen banget kerja jadi broadcaster di NET TV. Bahkan sekarang pun, gue kuliah Ilmu Komunikasi, dan berencana mengambil konsentrasi broadcasting. Walaupun Emak gue menuntut gue untuk jadi humas -__-!

But, everything can be happen. I love badminton, and i’ll do everything for it. Though i do it by streaming. I believe it can be fun, when you do a job and actually you love it. Byebye~~


Xu Chen/Ma Jin masih jadi pemain kaporit (after Indonesia team and Wang Lin of course). teteup!
Pic from another source

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Day We Parted

                        Perempuan itu menoleh ke belakang, mendapati seorang lelaki tengah berdiri sambil tersenyum. Perlahan perempuan itu mengangkat sedikit gaunnya yang sesekali terinjak kakinya yang belum mengenakan sepatu. “Cantik banget sih?” “Bisa aja lo.” “Tapi serius deh, ga nyangka gue lo cakep kalo dandan kayak gini,” ucap lelaki itu yang perlahan berjalan mendekati sang perempuan yang masih sibuk berkaca ditemani seorang perias. “Mbak Sara, 30 menit lagi saya jemput mbak-nya ya,” ucap sang perias yang berbalas anggukan kepada perempuan bernama Sara itu. Seolah paham, bahwa 2 orang tersebut sedang butuh privasi untuk sementara waktu.             Hanya ada saling pandang dan senyuman yang canggung antara 2 orang tersebut. Padahal 4 tahun harusnya waktu yang lama untuk bisa berhenti canggung satu sama lain. “Secantik itu ya...

My Old Story

  I wrote this story based on my life story. I wrote it while listening to IU's song "My Old Story."             Hanya ada keheningan, seorang wanita paruh baya memandang ke arah 2 orang putrinya. Tatapannya yang lemah itu, pernah berhasil menakuti masa kecil kedua putrinya. Tetapi kini, bahkan tatapan lemah wanita paruh baya itu tak mampu membuat kedua putrinya untuk kembali memandangnya. “Sakila, ibu mohon tinggal sehari dulu ya disini,” ucap wanita paruh baya itu memandang ke salah 1 putrinya yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya. “Ga bisa bu, besok jam 11 aku udah harus flight ke Jakarta ada meeting sama klien,” jawab sang putri yang masih enggan menatap wajah sang Ibu. “Tiketnya apa ga bisa dijadwal ulang?” tanya sang ibu yang kini mendapat tatapan kesal dari sang putri. “Kila bisa batalin tiketnya bu, tapi kesempatan untuk ketemu klien kali ini ga datang 2 kali bu,” jawab Sakila yang berusaha meredam kekesalannya. “Mbak, lo bisa gak s...

Our Unwritten Seoul, Drama Ter-Healing se-2025

Setiap orang hidup dengan luka dan trauma masing-masing. Orangtua, saudara bahkan diri kita sendiri, terkadang masih menyangkal bahwa hidup berjalan baik-baik saja, padahal bagaimana kita menghadapi dan menjalani kehidupan yang seolah baik-baik saja ini malah menunjukkan, bahwa ada beberapa hal yang harus dan perlu dikomunikasikan. Our Unwritten Seoul adalah project drama kesekian milik Park Bo Young sebagai pemeran utama. Mengisahkan tentang sepasang saudara kembar identik, Yu Mi Rae dan Yu Mi Ji. Selayaknya saudara kandung, mereka memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang. Mi Ji adalah sosok ceria sedangkan Mi Rae memiliki sosok dingin dan dikenal dengan kepintarannya. Drama ini sepenuhnya berfokus dengan kisah Mi Ji selama menggantikan Mi Rae yang bekerja di Seoul. Sayangnya saya malah sangat menyukai dan merasa sangat relate dengan tokoh Mi Rae. Entah karena dia anak sulung atau kehidupannya yang memang terasa sangat nyata bagi saya. Ada masa di mana kita ingin melu...