Dulu gue selalu
berpikiran kalau berteman itu berarti harus selalu ketemu dan have fun bareng. Itu dulu waktu gue
masih belum mengerti apa arti pertemanan yang sesungguhnya. Tapi sekarang
setelah gue tamat SMA dan mulai memasuki tahap semester 3 di dunia perkuliahan,
gue perlahan mengerti dan bisa dibilang gue paham banget.
Sewaktu gue masih SMA
gue disibukkan dengan hiruk-pikuk dunia SMA gue, gue sibuk dengan aktivitas
baru dan juga teman-teman baru gue. Dan karena itu jadwal gue ketemu dengan
teman-teman lama gue di SMP sedikit terganggu, padahal kita kalau bisa dibilang
sih mau ketemu ya gampang banget, udah tau rumah dimana dan ya, tinggal sms
atau telepon aja suruh kumpul dimana. Tapi, ya itu tadi. Aktivitas dan teman
baru di SMA membuat gue dan teman-teman gue punya sedikit waktu untuk
menghabiskan banyak waktu.
Dan setelah tamat SMA gue
dan temen lama/akrab di SMP makin susah untuk bisa meet up atau sekedar saling sapa doang. Semua disibukkan dengan les
khusus untuk menghadapi SBMPTN, dan lainnya. Gue memang gak ikut les khusus
atau bimbel gitu, tapi temen gue yang lainnya ikut dan itu ada 2 orang.
Kalaupun kita ada waktu
kosong dan sepakat untuk ketemuan, selalu ada aja masalah yang menghambat,
kalau gak dikasih sama orangtua ya masalah lain adalah gak ada kendaraan dan
paling sering sih, gak ada duit.
Dan ketika kami berlima
akhirnya menjajal kehidupan perkuliahan, maka semakin susah lagilah langkah
kami untuk bisa saling bertemu. 2 teman gue mengambil langkah untuk kuliah di
luar kota. Sementara gue dan 2 teman gue yang lain memilih untuk kuliah di
Medan dan malah gue sekampus dan beda fakultas dengan temen gue yang satu lagi.
Mungkin bingung ya?
Siapa sih temen-temen yang gue maksud itu. Temen gue itu ada 4 orang, dan
mereka berasal dari kalangan berbeda satu sama lain. Selain wajah, watak dan
sifat kita masing-masing beda banget.
Pertama itu ada Dwi,
nah dia ini yang paling tua kalo lagi ngumpul. Sesuai umur, Dwi ini selalu yang
paling bersikap paling dewasa. Dia selalu mementingkan kepentingan teman yang
lain, yaitu gue. Dan itu belum lama ini terjadi dan biasa aja sih sebenernya,
tapi gue terharu sama sikap dewasanya. Dwi ini kuliah di Palangkaraya, jauh.
Kedua itu ada Ria, nah
selain cantik dan pinter dia ini jutek dan sedikit ngeselin. Gue sih sepakat
kalau bilang dia semacam virus. Dia selalu bisa menghasut orang untuk bisa menyukai
apa yang disukainya. Dan cewek tengil ini sekarang kuliah di Universitas
Gunadharma, Depok. Jauh bro. Dan dia yang tertua kedua setelah Dwi, Ria selalu
bijak di saat-saat tertentu dan sama seperti Dwi, dia dewasa(kadang-kadang).
Ketiga itu ada Fitri,
nah ini adalah mikrofon kebanggaan kami. Pernah kita berlima itu naik bus dan
semua penumpang itu kayak mayat hidup, diem semua. Jadi kita milih untuk
ngoceh. Tapi apa? Kita udah usaha buat suara sekecil mungkin, tapi Fitri dengan
bangga bersuara seakan-akan ada 4 orang yang berbicara, padahal itu cuma ada
suara dia doang. Fitri kuliah di kampus yang sama dengan gue, tapi kita beda
fakultas. Dia sih fakultas Ekonomi. Tapi, Fitri ini manis dan pinter anaknya.
Udah itu aja.
Dan yang keempat itu
ada Desy, nah ini wikipedia Biologi berjalan paling berharga yang kita punya.
Jumpa lumut dikit aja langsung deh kata-kata mutiara dalam bahasa latin keluar
dari mulutnya. Maklum aja sih, dia ini kuliah di Unimed ambil jurusan Pend.
Biologi. Selain jadi wikipedia Biologi berjalan, dia juga yang paling alim. Dia
cantik seperti biasa dan dia baik. Baik banget. Orang yang selalu gue ledeki
dengan berbagai macam julukan tapi dia gak pernah marah dan hanya bisa membalas
gue dengan julukan yang lebih parah.
Itulah keempat teman
gue dan yang paling muda justru adalah gue, padahal kalau dilihat fisik gue
yang tinggi semampai, gue harusnya jadi yang tua ya? Kalo deskripsi mengenai
gue gampang aja sih. Lo tinggal lihat Taylor Swift terus lihat gue. Iyasih,
beda. Gue cantik, ngeselin, kadang bego, kadang pinter, tapi kebanyakan
begonya, gue kuliah di fakultas ISIP, tinggi, kadang putih, kadang item, baik,
tapi kalo ngomong nyablak nyakitin orang.
Dan, tepat bulan
Agustus tahun 2015, dan sehari setelah ulang tahun Dwi the leader kita memutuskan untuk meet up berlima dan pergi have
fun. Itu tanggal 18 Agustus, sejak hari Sabtu Desy udah sibuk SMS kalau Dwi
ngajak ketemuan dan seru-seruan. Gue iya-iyain aja tapi jangan di hari Sabtu
ataupun Minggu. Jadilah tanggal 18 menjadi keputusan yang pas untuk gue dan
temen lainnya. Sampai akhirnya gue sadar, gue kan lagi bokek!
Ada sih duit, tapi itu
udah gue tetapkan untuk melengkapi kebutuhan gue selama kuliah nanti. Demi
kumpul bareng temen, ah gue ikhlasin deh.
Dan kita sepakat untuk
naik bus menuju kota Tebing Tinggi, tepat jam satu nanti. Dan hari itu dinodai
dengan turunnya hujan yang merusak jalanan. Ingin rasanya menunda esok hari
saja, tapi apa daya paksaan teman membuat iman saya menjadi kuat. Hahaha!
Akhirnya gue bersama
Desy dan Fitri menjadi cabe-cabean untuk menuju ke rumah Ria. Selama ini gue
selalu menghina cabe-cabean dan jadilah gue menjadi cabe-cabean. Karma instan
bro!
Nah setelah sampai,
ternyata Dwi udah dateng dan di dalam bersama dengan Ria. Kita langsung brisik
gak jelas dung! Kwkwk! Sampai akhirnya mulut gue yang bagaikan sampah
menjijikkan ini kelepasan ngomong atau istilahnya nyablak aja.
“Dwi! Gue keluar hari ini bilangnya karena lo ulang
tahun dan bakal ditraktir. Jadi kalo lo gak traktir kita, dosa gue yang bohong buat
lo.”
Gimana? Cukup kurang
ajar kan? Untuk manusia paling muda disitu? Dan temen gue yang lainnya cuma
geleng-geleng nahan senyum. Gue salah ngomong dan gak tau sih itu nyakitin apa
nggak untuk Dwi. Aim sorri Dwi.
Dan setelah kita naik
bus dan tiba di Tebing Tinggi, Ria tiba-tiba nyeletuk kalau dia laper dan butuh
asupan makanan. Gue memang gak lagi laper banget, tapi yaudahlah gue ikut aja.
Di rumah makan, yang paling cepet pesan makanan ya Dwi, Desy dan Ria. Dan yang
paling lama karena mikirin harga adalah gue dan Fitri. Haha tetep ye!
Ternyata, setelah
selesai makan Dwi menghampiri kasir dan kemudian ngajak kita pergi. Iya, bener.
Dwi yang traktir kita semua makan bro!
Akhirnya kita keluar
dan memilih menemani Dwi untuk beli casing Iphone punya dia. Dan selesainya,
kita pisah. Desy dan Ria beli bolu ultah untuk Dwi (kejutan dadakan bro!), dan
sisanya pencar nyari ATM yang ya ampun susah banget bro!
Dan akhirnya kita
ketemuan lagi dengan Desy yang bawa kotak bolu gede banget. Dwi gue udah yakin
sih, dia udah tau. Gak tau dia kecewa apa nggak karena cuma dapet bolu, tapi
ini dari hati yang terdalam Dwi. Kita sangat ikhlas.
Kita kemudian
berkeliling mencari baju atau pakaian yang sangat murah. Gue yang awalnya
mencari kemeja putih untuk gue pakai kalau lagi ujian di kampus, ternyata malah
gak dapet dan temen gue yang belanja dengan kalapnya. Haha!
Selesainya, kita tetap
berkeliling dengan jalan kaki. Dan karena pasrah, akhirnya kita nyari becak
untuk bawa kita ke lapangan Merdeka untuk beli makanan dan kemudian pulang.
Nah, kita udah sampai di lapangan dan langsung aja blak-blakan tanpa ada unsur
romantis sama sekali, kita kasih bolu itu ke Dwi dan alhamdulillah Dwi menerima itu dan dia sangat berterima kasih.
Kita langsung dong
foto-foto dan jelas membuat keributan dengan mulut kecil kita yang
masing-masing bersuara bass dan sedikit dipadukan dengan suara kecrekan.
Setelah itu kita kemudian menuju halte untuk nunggu bus. Dan tetep kita membuat
keributan.
Bahkan setelah di dalam
bus, kita tetep ribut. Terutama Fitri, dia yang sendiri namun bagaikan 4 orang
ikut bersuara bebas dalam dirinya. Hahaha! Kita sampai di rumah setelah lewat
maghrib. Dan itu merupakan pengalaman dan hal yang sama sekali gak akan gue lupakan
selama gue hidup.
Mungkin ada benernya
temenan itu harus selalu ketemu, tapi ketika lo selalu bertemu dengan teman
yang itu-itu aja itu sejenis tanda kalau lo gak bertumbuh dewasa. Karena ketika
lo bertemu dan berteman dengan orang baru setiap harinya, maka itu artinya lo
bertumbuh dewasa dan lo bisa menggunakan teman baru lo sebagai pengalaman seru
yang akan lo bagi dengan teman-teman lama yang mungkin gak setiap hari lo
temui.
Kalaupun teman lama lo
melupakan lo, seenggaknya buat dia menjadi berkesan sama lo karena lo yang
masih inget sama dia. Karena kalau dia pernah jadi teman maka selamanya juga
bakal jadi teman.
Harusnya sih ini ada fotonya ya, tapi berhubung semua foto itu ada di hape Dwi dan berhubung dia lagi di Kalimantan, berarti kapan-kapan. Menyuruh Dwi untuk kirim itu lewat Media Sosial itu susah, jadi kapan-kapan aja ya. Bye!~
Sumpah wak! Kalo gak lo tulis beginian, gue gak bakal inget, big thanx karna ngatain gue cantik & baik. Wkwkkwwk
BalasHapusmiss u soo much