Langsung ke konten utama

Postingan

Movie Review : [Exhuma : Menggali Dendam Kelam Sejarah Negara ]

Postingan terbaru

Movie Review : ‘Hampir Mati Demi Mesin Cuci’ in Target : “Don’t Buy The Seller”

               Beberapa waktu yang lalu, ada berita menghebohkan tentang seorang wanita yang melakukan terror berupa order fiktif ke mantan pacarnya. Hal tersebut dipicu karena sakit hati tidak terima hubungan mereka diputuskan secara sepihak begitu saja. Langsung saja total ratusan order fiktif dikirim ke alamat rumah sang mantan. Kurang lebih seperti ini gambaran film yang baru-baru ini saya tonton. Film berjudul Target : Don’t Buy The Seller ini dibintangi oleh Shin Hye Sun & Kim Sung Kyun. Bercerita tentang Joo Soo Hyun (Shin Hye Sun) yang membeli mesin cuci bekas melalui situs online, namun barang yang dibeli sama sekali tidak berfungsi alias rusak. Sama seperti konsumen pada umumnya, Soo Hyun langsung menghubungi pihak s eller dengan niat protes dan berharap uang kembali. Namun naas baginya, seller langsung menonaktifkan akun dan hilang begitu saja. Apakah Soo Hyun patah semangat? Tentu saja tidak. Di sela-sela kesibukannya, Soohyun mencari aktivitas sang seller melalui

MOVIE REVIEW - JOHN WICK : CHAPTER 4

                                            JOHN WICK : CHAPTER 4 “Aksi Laga Indah, Persembahan Terakhir (?) Jonathan Wick”               Rasanya penantian saya menanti John Wick : Chapter 4 ini sangat terbayar tuntas. Selama 2 jam 49 menit, saya disuguhi aksi laga menakjubkan dengan latar belakang sinematografi yang sangat indah. Seperti melihat parade atau pameran sinematografi, sehingga sangat disarankan untuk ditonton langsung di layar bioskop untuk hasil yang memuaskan.             Jika saja John Wick ini adalah sebuah teks soal ujian, maka pertanyaan yang muncul adalah ‘Berapa sisa nyawa John Wick?’             Sudah lama menunggu sampai ditunda masa penayangan, Saya sama sekali tidak menonton trailer John Wick : Chapter 4. Demi tidak menaikkan atau menurunkan ekspetasi saya saat menontonnya nanti. Ternyata hasilnya ‘wow’ ‘wow’ ‘wow’ sepanjang film. Saya terpukau sepanjang film dengan aksi laga, cerita hingga ke akting para pemainnya.             Saya tahu bahwa Donni

Hati-Hati di Jalan

             a short story inspired by Tulus' song.                  Perempuan itu masuk ke dalam mobil sambil menepuk pelan lengannya yang sempat terkena air hujan. Di sebelahnya seorang laki-laki sudah mengulurkan handuk kecil untuknya. “Ga usah, cuma kena dikit doang,” ucap si perempuan. “Gak ketebak banget bakal hujan gini,” lanjutnya. “Biasanya kan lo si sedia payung sebelum hujan,” balas si lelaki sambil melempar handuk kecil itu lagi ke kursi belakang. “Makanya itu, gak ketebak banget cuacanya.” “Sama kayak lo,” lelaki itu langsung mendapat cibiran dari si perempuan di sebelahnya.             Perempuan itu melihat ke arah luar jendela mobil dan menghela nafas lega, karena ia tidak terkena guyuran hujan yang kala itu memang deras sekali. Ia merogoh tasnya dan langsung mengangkat panggilan ponselnya yang berdering. “Halo? Iya, gapapa aku udah di jalan juga ... iya gapapa sayang ... aku?” perempuan itu melirik ke arah lelaki di sebelahnya yang fokus menyetir. “Aku

[CERPEN] - LIMIT

  This story just happen when I listening to Limit by Yerin Baek Jalanan terasa lengang, tidak seperti biasa yang penuh dengan riuh klakson berbagai kendaraan. Lyane menghela nafasnya seraya memasuki minimarket yang menjadi langganannya saat pulang bekerja. Seolah rumah sendiri, ia mengambil sebotol minuman soda dan juga roti.             Sambil duduk di kursi yang disediakan pihak minimarket, entah sudah yang keberapa kali ini perempuan itu menghela nafasnya.             Lulus dengan predikat cum laude di bidang Ilmu Komunikasi dengan harapan bekerja di bidang penyiaran, nyatanya memang hanya menjadi harapan Lyane saja. Kini, hidupnya terjebak sebagai staf keuangan di kantornya, suatu hal yang sangat jauh sekali dari apa yang ia harapkan.             Baru saja hendak menyumbat telinganya dengan musik, seseorang datang menghampirinya seraya melemparkan selembar undangan. “Diana’s wedding, tommorow.”             Lyane menggaruk kepalanya yang tidak gatal, mencoba mengingat apa

[MOVIE REVIEW] - HOLIDATE : A Beautiful Christmas for Sloane

  Judul               : Holidate Tanggal rilis    : 28 Oktober 2020 Pemeran          : Luke Bracey, Emma Roberts, etc. Sutradara        : John Whitesell   “Don’t fuck it up!”      Adalah sepenggal dialog dari Daisy (Savannah Reina) keponakan Sloane (Emma Roberts) yang jelas sekali ditunjukkan hanya untuk Sloane yang benar-benar mengacaukan semuanya.    Berawal dari Sloane yang memang sangat benci jika harus merayakan hari perayaan di rumahnya, termasuk merayakan natal. Merayakan suatu perayaan bersama dengan keluarga disaat diri masih menyandang status ‘Jomblo’ adalah mimpi buruk bagi sebagian perempuan, termasuk Sloane.    Keluarga Sloane yang selalu mendesak untuk segera menemui pasangan dan menjalin hubungan membuatnya frustasi hingga akhirnya bertemu dengan Jackson (Luke Bracey) di sebuah pusat perbelanjaan. Penonton pasti sudah bisa menebak bagaimana film ini akan berakhir.      Biasanya untuk urusan film dengan genre komedi-romantis, saya masih percaya dengan ne

[CERPEN] - Birthday from Fenne Lily

          a new story from Fujama who get inspired by Birthday    Sudah hampir 1 jam Ruby duduk diam di dalam mobil sambil melihat layar ponselnya, total 5 panggilan   ponsel ia lakukan namun nihil jawaban. Berkali-kali ia menghela nafas seraya membenturkan pelan kepalanya ke setir mobil. Ia tidak tahan dan akhirnya keluar dari mobil dan langkah kakinya ia percepat saat memasuki sebuah hotel berbintang lima.       Kini Ruby sudah berdiri tepat di depan kamar nomor 801, dengan ragu tangannya memencet bel dan lalu berdiri mematung menghindari lubang pintu. “Who’s there?” “Room service!”      Ruby menarik nafasnya setelah dengan tenang mencoba menjawab suara dari dalam, dalam hati ia sedikit menyesal telah berbohong. “I’m not ….” “Surprise!”     Ruby muncul tiba-tiba begitu seorang pria dari dalam membuka pintunya, senyumannya begitu cerah berbanding terbalik dengan pria tersebut yang tampak diam mematung. “What are you doing here?” tanya pria itu begitu Ruby menerobos ma